Sunday, November 15, 2009

PENDAHULUAN

Pada masa-masa yang lampau, telah ada kenaikan biaya bahan baku, tenaga kerja dan kebutuhan pabrik lainnya yang berarti, dan kelihatannya bahwa trend ini akan terus berlanjut. Kecenderungan ini menimbulkan biaya produk yang lebih tinggi kepada konsumen dengan meningkatkan harga jual. Akan tetapi seringkali perusahaan dihindari dari hal yang demikian oleh persaingan antara persaingan dalam negeri dan asing yang hebat. Akibatnya, banyak perusahaan dewasa ini dihadapkan dengan masalah kenaikan biaya dan relatif terbatas pada harga jual. Di samping itu perubahan permintaan konsumen dan teknologi yang baru menghendaki pengembangan produk-produk yang baru dan menarik, dan juga metode pemasaran dan pemberian jasa barang-barang ini lebih efektif. Dalam rangka mengatasi persaingan saat ini, para pengusaha harus melakukan pengendalian biaya dan siap untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan baru. Sebaliknya, dapat berakibat penurunan pertumbuhan ekonomi, dan penurunan perluasan modal yang hebat sekali, penurunan laba, penurunan angkatan kerja, kerugian pasar.
Pentingnya informasi keuangan yang sehat meliputi data biaya tertentu selalui diakui, tetapi dalam keadaan ekonomi sekarang ini, setiap informasi penting sekali untuk kehidupan perusahaan dan industri. Fungsi akuntansi biaya (cost accounting) adalah menyediakan perincian data biaya yang penting bagi manajemen dalam mengendalikan operasi tahun berjalan dan perencanaan pada masa yang akan datang.
Gaji dan upah perusahaan pabrik terdiri dari dua kategori utama: tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung (direct labor) merupakan bagian upah dan gaji (payroll) yang dialokasikan secara langsung ke produk dengan mendebit perkiraan barang dalam proses. Tenaga kerja tidak langsung (indirect labor) terdiri dari semua jenis tenaga kerja lainnya yang digunakan dalam proses produksi, seperti gaji dan upah pegawai pabrik, supervisor, notaries, kerani dan pencatat waktu. Tenaga kerja tidak langsung dibebankan ke perkiraan biaya umum pabrik.
Akuntansi untuk tenaga kerja meliputi prosedur sebagai berikut:
a)Pencatatan waktu yang dikerjakan oleh karyawan, secara total dan menurut pesanan, proses, atau departemen, atau pencatatan kuantitas output yang dihasilkan oleh pekerja.
b)Penganalisaan waktu kerja karyawan untuk menentukan bagaimana waktu tersebut dimanfaatkan.
c)Pengalokasian biaya umum pabrik ke pesanan, proses, departemen atau perkiraan biaya umum pabrik.
d)Pembuatan daftar gaji dan upah yang meliputi perhitungan dan pencatatan pendapatan bruto karyawan, penahanan dan pemotongan, dan pendapatan netto.

PEMBAHASAN

PERENCANAAN UPAH
Rencana tarif upah per jam, rencana tarif upah borongan (piece) atau kombinasi keduanya digunakan oleh sebagian besar perusahaan untuk menghitung upah yang diterima oleh para karyawan pabrik.
Rencana tarif upah per jam (hourly-rate plan) banyak digunakan dan secara teknis lebih sederhana menerapkan dan menggunakannya daripada piece-rate plan. Karyawan yang bekerja dengan tarif upah per jam dibayar menurut tarif yang ditetapkan per jam untuk waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pesanan. Pendapatannya dihitung dengan mengalikan jumlah jam yang dikerjakan dengan tarif upah per jam yang telah ditetapkan. Kelemahan rencana tarif upah per jam adalah tidak ada insentif yang diberikan oleh rencana tersebut untuk menetapkan tingkat produksi yang tinggi atas bagian karyawan.
Rencana tarif upah borongan (piece-rate plan), upah didasarkan pada jumlah produksi yang dihasilkan pekerja. Keuntungan rencana ini adalah karena memberikan insentif untuk pekerja yang menghasilkan jumlah output yang tinggi karena hal demikian akan memaksimumkan pendapatan karyawan dan meningkatkan pendapatan netto perusahaan. Akan tetapi kelemahan yang serius dari rencana ini adalah mendorong pekerja untuk mengorbankan kualitas produksi dalam rangka untuk memaksimumkan pendapatannya dengan menghasilkan kuantitas yang besar setiap hari kerja. Untuk menanggulangi kelemahan rencana ini, tambahan biaya harus dikeluarkan untuk mengawasi kualitas produk yang diproduksi. Juga, rencana ini menghendaki banyak pencatatan dan pengkajian terus menerus jika tarif upah yang baru (up -to -date) harus ditetapkan dan dipelihara.
Rencana tarif upah lainnya, sering dinamakan dengan modifikasi rencana tarif upah (modified wage plan), yang mengkombinasikan kedua rencana dasar ini. Modifikasinya adalah menetapkan upah minimum yang akan dibayar oleh perusahaan sekalipun quota produksi yang ditetapkan tidak tercapai oeh karyawan. Akan tetapi jika quota yang ditetapkan melebihi, maka tambahan pembayaran untuk masing-masing bagian tambahan, di atas quota, ditambahkan kepada upah minimum. Rencana dengan spesifikasi ini akan mengarahkan perhatian manajemen pada para karyawan yang tidak mampu memenuhi quota yang telah ditetapkan.

PENGENDALIAN BIAYA TENAGA KERJA
Pertanggungjawaban untuk memelihara catatan biaya tenaga kerja yang diperlukan ditetapkan pada departemen pencatatan waktu dan gaji dan upah.
Departemen pencatatan waktu (timekeeping department) bertanggung jawab untuk menentukan waktu yang dipakai di dalam pabrik oleh karyawan per jam. Seluruh tujuan pencatatan waktu adalah untuk menentukan jumlah jam yang harus dibayar perusahaan dan juga jenis pekerjaan karyawan yang dilaksanakan selama hari kerja.
Departemen gaji dan upah (payroll department) diberikan pertanggungjawaban untuk menghitung pendapatan bruto setiap karyawan, jumlah penahanan dari potongan, dan sisanya atau pendapatan netto yang akan dibayarkan secara langsung kepada karyawan pada hari pembayaran.
Pertanggungjawaban departemen pencatatan waktu dan departemen upah dan gaji dilaksanakan dengan menyelesaikan dan menetapkan formulir dan catatan sebagai berikut:
Pencatatan waktu:
- Clock cards
- Time tickets
- Laporan produksi

Gaji dan upah:
- Catatan gaji dan upah
- Catatan pendapatan karyawan
- Ikhtisar gaji dan upah

Clock Cards dan Time Tickets
Clock cards ditetapkan untuk setiap karyawan perusahaan yang diharuskan untuk melobangi time clock. Kartu tersebut digunakan untuk menghitung total jumlah waktu yang dihabiskan karyawan di dalam pabrik. Kartu yang sudah tercetak memuat informasi seperti nama karyawan, nomor kartu, dan periode pembayaran.
Pada saat melaporkan hasil kerja, karyawan diberi time ticket yang memuat jam kerja pada job yang telah ditetapkan. Untuk karyawan, time ticket memperlihatkan waktu mulai dan waktu berhenti pada setiap job, tarif upah, jumlah upah/ pendapatan, dan nomor pesanan yang dikerjakan.

Laporan Produksi Per Orang Untuk Sistem Tarif Upah Borongan
Laporan produksi per orang (individual production report) digunakan dalam menempatkan time ticket bilamana perusahaan menentukan biaya tenaga kerjanya dengan menggunakan sistem tarif upah borongan (piece-rate system).
Laporan tersebut memperlihatkan penugasan menurut nomor pesanan atau menurut jenis pekerjaan yang dilaksanakan dan juga total unit yang diselesaikan. Setelah mendapat persetujuan dari supervisor, laporan tersebut diteruskan ke departemen gaji dan upah untuk perhitungan upah.

DEPARTEMEN GAJI DAN UPAH
Departemen gaji dan upah bertanggung jawab terhadap ketepatan perhitungan gaji dan upah yang diterima oleh karyawan perusahaan. Perhitungan itu meliputi kombinasi upah harian masing-masing karyawan, penentuan total upah, dan perhitungan potongan dan penahanan pajak karyawan.

Catatan Gaji dan Upah
Kartu catatan gaji dan upah (payroll record) yang khusus, memberikan informasi penting yang berhubungan dengan setiap karyawan sebagai berikut:
- Status perkawinan
- Jumlah cadangan penahanan pajak gaji
- Tarif upah
- Waktu yang dikerjakan dan jumlah jam per hari
- Upah tetap, jam, dan jumlah
- Upah lembur, jam, dan jumlah
- Total upah
- Pendapatan kene pajak FICA
- Potongan-pajak FICA, pajak pendapatan, asuransi kesehatan, dan lain-lain
- Jumlah upah bersih yang dibayar, nomor, dan jumlah cek

Catatan Pendapatan Karyawan
Majikan juga biasanya membuat catatan pembantu untuk pendapatan masing-masing karyawan (employee earning record). Catatan ini memberi informasi yang berbeda-beda sesuai menurut apakah karyawan diberi hak kompensasi tambahan atas pekerjaan lembur.
Ikhtisar Upah dan Gaji (payroll summary)
Skedul yang mengikhtisarkan pendapatan bruto, penahanan pajak upah dan potongan, dan pendapatan netto dibuat setiap periode pembayaran gaji dan upah dan dikirimkan ke departemen akuntansi. Skedul ini sering disebut ikhtisar gaji dan upah yang berfungsi sebagai dasar untuk mencatat gaji dan upah dalam voucher register.
Pembayaran Pendapatan Netto
Tembusan kartu catatan gaji dan upah yang dibuat oleh departemen gaji dan upah dikirimkan ke departemen bendahara, yang bertanggungjawab terhadap pembayaran pendapatan netto atau ”take-home pay” untuk para karyawan. Pendapatan ini dapat dibayar dalam bentuk kas atau cek. Cek untuk total jumlah yang dibayar ditarik oleh bendahara untuk menciptakan dana khusus upah dan gaji dari mana karyawan akan dibayar.

AKUNTANSI UNTUK BIAYA TENAGA KERJA
Setiap hari, time ticket dan laporan produksi dikirimkan ke departemen gaji dan upah. Setelah tarif upah dan pendapatan bruto dimasukkan pada ticket dan laporan produksi, maka kemudian diteruskan ke departemen akuntansi. Ticket dan laporan yang memuat biaya biaya tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung atau waktu kerja tetap dan lembur dianalisa untuk menentukan jumlah masing-masingnya, dan hasil pemecahannya ditulis pada masing-masing ticket. Kemudian informasi ini ditransfer ke formulir ikhtisar biaya tenaga kerja (labor cost summary).
Dari informasi ikhtisar biaya tenaga kerja, ayat jurnal umum dibuat untuk mendistribusikan gaji dan upah ke perkiraannya yang tepat. Kemudian ayat jurnal tersebut diposting ke perkiraan kontrol, barang dalam proses, dan biaya umum pabrik di dalam buku besar umum.
Dalam membuat ikhtisar biaya tenaga kerja dari time ticket adalah penting untuk memisahkan waktu lembur dari waktu tetap karyawan, karena perlakuan akuntansi dapat berbeda untuk masing-masing jenis upah. Waktu kerja tetap dapat dibebankan ke pesanan. Akan tetapi waktu lembur dapat dibebankan ke pesanan atau mungkin dapat dibebankan sebagian ke pesanan dan sebagian lagi ke biaya umum pabrik, tergantung pada kondisi yang dapat berbeda dalam proses produksi tertentu.
Biaya tenaga kerja dapat dibagi ke dalam 3 golongan besar berikut ini:
1.Gaji dan Upah
Akuntansi biaya gaji dan upah dilakukan dalam 4 tahap pencatatan berikut ini:
Tahap 1: Berdasarkan clock card karyawan, bagian pembuatan daftar gaji dan upah kemudian membuat daftar gaji dan upah karyawan. Dari daftar gaji dan upah tersebut kemudian dibuat rekapitulasi gaji dan upah untuk mengelompokkan gaji dan upah tersebut menjadi: gaji dan upah karyawan pabrik, gaji dan upah karyawan administrasi an umum, dan gaji dan upah karyawan pemasaran. Gaji dan upah karyawan pabrik dirinci lagi kedalam upah karyawan langsung dan karyawan tidak langsung dalam hubungannya dengan produk. Atas dasar rekapitulasi gaji dan upah tersebut, bagian akuntansi kemudian membuat jurnal sebagai berikut:
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja xxx
Biaya Overhead Pabrik xxx
Biaya Administrasi& Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx
Gaji dan Upah xxx

Tahap 2: Atas dasar daftar gaji dan upah tersebut bagian keuangan membuat Bukti Kas Keluar dan cek untuk pengambilan uang dari bank. Atas dasar Bukti Kas Keluar tersebut, bagian akuntansi membuat jurnal sebagai berikut:
Gaji dan Upah xxx
Utang PPh Karyawan xxx
Utang Gaji dan Upah xxx
*perusahaan wajib memungut pajak penghasilan (PPh) yang diperoleh karyawan
dan menyetorkannya ke Kas Negara.

Tahap 3 : Setelah cek diuangkan di bank, uang gaji dan upah kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah tiap karyawan, kemudian dibayarkan oleh juru bayar kepada tiap karyawan yang berhak. Tiap karyawan menandatangani Daftar Gaji dan Upah sebagai bukti telah diterimanya gaji dan upah mereka. Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan, bagian akuntansi membuat jurnal sebagai berikut:
Utang Gaji dan Upah xxx
Kas xxx

Tahap 4 : Penyetoran pajak penghasilan (PPh) karyawan ke kas negara dijurnal oleh bagian akuntansi sebagai berikut:
Utang PPh karyawan xxx
Kas xxx

Insentif
Dalam hubungannya dengan gaji dan upah, perusahaan memberikan insentif kepada karyawan agar dapat bekerja lebih baik.
Ada beberapa cara pemberian insentif:
a)Insentif satuan dengan jam minimum (Straight Piecework with a Guaranted Hourly Minimum Plan)
Karyawan dibayar atas dasar tarif per jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standar. Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standar tersebut, karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar jumlah kelebihan satuan keluaran di atas standar kali tarif upah per satuan. Tarif upah per satuan dihitung dengan cara membagi upah standar per jam dengan satuan keluaran standar per jam.

b)Taylor differential piece rate plan
Cara pemberian insentif ini adalah semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tarif tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran tinggi per jam.

1.Premi Lembur
Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang lembur dan premi lembur.
Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut.
Premi lembur dapat diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya period (period expenses). Perlakuan yang terakhir ini hanya dapat dibenarkan jika lembur tersebut terjadi karena ketidakefisienan atau pemborosan waktu kerja.

2.Biaya-Biaya yang Berhubungan dengan Tenaga Kerja (Labor Related Cost)
Setup time
Seringkali terjadi sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya pemula produksi (set up cost). Biaya pemula produksi diperlukan pada waktu pabrik atau proses mulai dijalankan atau dibuka kembali atau pada waktu produk baru diperkenalkan.
Ada 3 cara perlakuan terhadap biaya pemula produksi:
a)Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung
Bila biaya pemula produksi dapat diidentifikasi pada pesanan tertentu, maka biaya ini seringkali dimasukkan dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung dan dibebankan langsung ke rekening Barang Dalam Proses.
b)Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik
Biaya pemula produksi dapat diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Jurnal untuk mencatat biaya pemula produksi adalah sebagai berikut:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx
Kas xxx
Hutang Dagang xxx
Persediaan xxx
c)Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan
Biaya pemula produksi dapat dibebankan kepada pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri yang terpisah dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

Waktu Menganggur
Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan pekerjaan. Hal ini menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik.

Ilustrasi Akuntansi Untuk Biaya Tenaga Kerja
Courier Manufacturing Company membayar gaji kepada karyawannya setiap dua minggu. Senin, 1 Mei adalah awal dari periode pembayaran gaji dan upah yang baru. Perusahaan memiliki catatan-catatan sebagai berikut:
a)Catatan gaji dan upah
b)Catatan pendapatan karyawan
c)Voucher register
d)Check register
e)Jurnal umum
f)Buku besar umum
g)Buku pembantu harga pokok pesanan
h)Buku pembantu biaya umum pabrik

PENUTUP

KESIMPULAN
Dewasa ini banyak perusahaan yang dihadapkan dengan masalah kenaikan biaya dan relatif terbatas pada harga jual, disamping perubahan permintaan konsumen dan teknologi yang baru menghendaki pengembangan produk-produk yang baru dan menarik, serta metode pemasaran dan pemberian jasa barang-barang yang lebih efektif.
Untuk mengatasi hal tersebut, para pengusaha harus melakukan pengendalian biaya dan siap untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan baru, untuk menghindari adanya penurunan pertumbuhan ekonomi, penurunan perluasan modal, penurunan laba, penurunan angkatan tenaga kerja, dan kerugian pasar.
Fungsi akuntansi biaya (cost accounting) adalah menyediakan perincian data biaya yang penting bagi manajemen dalam mengendalikan operasi tahun berjalan dan perencanaan pada masa yang akan datang.
Gaji dan upah terdiri dari dua kategori utama yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Dalam menetapkan perencanaan upah dapat ditentukan dengan 3 (tiga) cara sebagai berikut.
1.Rencana tarif upah per jam (hourly-rate plan), dimana upah dibayarkan menurut tarif yang ditetapkan perjam untuk waktu yang digunakan dalam menyelesaikan pesanan.
2.Rencana tarif upah borongan (piece-rate plan), dimana upah didasarkan pada jumlah produksi yang dihasilkan pekerja.
3.Modifikasi rencana tarif upah (modified wage plan), yang mengkombinasikan antara rencana upah tarif per jam dengan rencana tarif upah borongan.

Dalam pengendalian biaya tenaga kerja, Departemen pencatatan waktu (timekeeping department) bertanggung jawab untuk menentukan waktu yang dipakai di dalam pabrik oleh karyawan per jam.
Pertanggungjawaban departemen pencatatan watu dilaksanakan dengan menyelesaikan dan menetapkan formulir dan catatan mengenai clock cards, time tickets, dan laporan produksi.
Sedangkan departemen gaji dan upah (payroll department) bertanggung jawab untuk menghitung pendapatan bruto setiap karyawan, jumlah penahanan dari potongan dan sisanya atau pendapatan netto yang akan dibayarkan secara langsung kepada karyawan pada hari pembayaran.
Pertanggungjawaban departemen gaji dan upah dilaksanakan dengan menyelesaikan dan menetapkan formulir dan catatan mengenai catatan gaji dan upah, catatan pendapatan karyawan, dan ikhtisar gaji dan upah.
Dalam hubungannya dengan gaji dan upah, perusahaan memberikan insentif kepada karyawan agar dapat bekarja lebih baik, dengan cara-cara sebagai berikut.
1.Insentif satuan dengan jam minimum (straight Piecework with a Guaranted Hourly Minimum Plan), dimana upah dibayar atas dasar tariff per jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output) standar).
2.Taylor differential piece rate plan, yaitu semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tarif tiap potong yang lain untuk jumlah keluaran per jam.
Bagi karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak menerima uang lembur dan premi lembur yang tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Pembayaran premi lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau departemen tempat terjadinya lembur tersebut. Dengan demikian premi lembur dapat diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik atau dikeluarkan sama sekali dari harga pokok produk dan diaggap sebagai biaya period (period expenses).
Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-hambatan, kerusakan mesin, atau kekurangan pekerjaan, yang menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlukan sebagai elemen biaya overhead pabrik.

SARAN DAN KRITIK
Demikanlah paper yang kami buat ini, semoga dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca. Kami sadar bahwa dalam pembuatan paper ini masih banyak kesalahan dan kekurangannya, untuk itu kami mohon saran dan kritik dari para pembaca demi lebih baik dan lebih sempurnanya paper ini dan paper-paper yang selanjutnya akan kami buat.
Send e-mail to: the.day_84@yahoo.com

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 1990. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Wikipedia berbahasa Indonesia: http://id.wikipedia.org/wiki/Akutansi Biaya
http://www.biaya-gaji.com
smbzone.indiatimes.com

Baca selengkapnya......